Dipandang dari segi bangunan bentuk pada
umumnya puisi dianggap sebagai pemakaian atau penggunaan bahasa yang intensif,
oleh karena itu minimnya jumlah kosa kata yang digunakan dan padatnya struktur
yang dimanipulasikan justru berpengaruh dalam menggerakkan emosi pembaca karena
gaya penuturan dan daya lukisnya.
Bahasa puisi dikatakan lebih padat, lebih
indah, lebih cemerlang dan lebih hidup daripada bahasa prosa atau percakapan
sehari-hari. bahasa puisi mengandung penggunaan lambang-lambang metaforis dan
bentuk-bentuk intutive yang lain untuk mengekspresikan gagasan, perasaan dan
emosi, oleh karena puisi senantiasa menggapai secara eksklusif menuju kearah
imajinasi dan ranah bentuk-bentuk emotif dan artistiknya sendiri.
Kepadatan bahasa puisi itu sebenarnya sangat berkaitan
secara sinkron dan integratif dengan upaya sang penyair dalam memadatkan
sejumalah pikiran, perasaan dan emosi serta pengalaman hidup yang
diungkapkannya. hal yang membedakan seorang penyair dari pangarang prosa adalah
karena kemampuannya dalam mengekspresikan hal-hal yang sangat besar dan luas
dalam bentuk yang ringkas dan padat, dipandang dari segi isinya puisi yang
bagus merupakan ekspresi yang paling benar atas keseluruhan kepribadian manusia
dan karena itu ia dapat menyampaikan secara luar biasa keinsyafan pikiran dan
hari manusia terhadap pengalaman dan peristiwa kehidupan.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين