--> بِسْــــــــــــــــمِاﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sabtu, 25 Januari 2014

Personal Selling

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Salah satu sarana komunikasi yang membawa pesan sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan spesifik dari setiap konsumen adalah penjualan personal/personal selling (Spiro dan Weitz, 1990)
Penjualan personal (personal selling) merupakan pemasaran produk atau jasa di mana penjual bertemu dengan pembeli untuk menjajaki prospek (peluang) pembelian. Hal utama yang dipersiapkan dalam kegiatan personal selling sebagai bagian metode pemasaran adalah insentif yang diberikan kepada tenaga penjuala yang layak berdasarkan keterampilan yang dimilikinya atas kemampuan untuk membujuk calon konsumen untuk membeli.
a.          Pengertian personal selling (penjualan personal).
Penjualan personal (personal selling) merupakan interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. Personal selling memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli, sehingga memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau pelanggan.

penjualan personal (personal selling) adalah antar individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (William G. Nickels, 1991).
Personal selling adalah bentuk komunikasi langsung antara produsen dan konsumen untuk mengenalkan produk kepada calon pelanggan, memberikan pemahaman, agar mereka mencoba dan bersedia membeli produknya  (Tjiptono 1997: 224),.
Personal selling adalah salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan meyakinkan pada setiap konsumen (Spiro dan Weitz, 1990).
Personal selling merupakan salah satu aspek penting dalam program promotion mix. Sales personnel berperan sebagai penghubung antara perusahaan dengan konsumen.
b.         Karakteristik personal selling (penjualan personal).
Penjualan personal merupakan alat yang paling afektif-biaya pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
Penjualan personal memiliki tiga karakteristik khusus (Agus Hermawan,2002):
                                         i.         Konfrontasi personal (personal confrontation).
Penjualan personal mencangkup hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif  antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan dekat.
                                       ii.         Mempererat (cultivation).
Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan yang lebih erat lagi.
                                     iii.         Respons (renponse).
Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

Personal selling memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat-alat promosi lainnya, sehingga memiliki beberapa keunggulan (Sutisna, 2001):
i.           Personal selling melibatkan komunikasi secara langsung dengan konsumen potensial, sehingga lebih bisa membujuk daripada alat-alat promosi lain.
ii.         Proses komunikasi face-to-face menjadikan konsumen potensial lebih memperhatikan pesan dari komunikator.
iii.       Personal selling dapat mendesain cara penyampaian pesan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi audience.
iv.                Dalam personal selling terjadi komunikasi dua arah, sehingga dapat memungkinkan adanya dialog interaktif antara salesperson dengan konsumen.
v.                  Personal selling lebih memungkinkan untuk menyampaikan pesan yang kompleks mengenai suatu produk yang tidak dapat disampaikan melalui iklan.
.
c.          Fungsi personal selling (penjualan personal).
Pada umumnya, aktifitas penjualan personal memiliki beberapa fungsi ((Agus Hermawan,2002):
                                         i.         Mencari prospek (prospecting).
Yaitu mencari pembeli dan menjalin hubugan dengan mereka.
                                       ii.         Menetapkan sasaran (targeting).
Yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
                                     iii.         Mengomunikasikan (communicating).
Yaitu memberikan informasi mnengenai produk perusahaan kepada pelanggan.
                                     iv.         Menjual (selling).
Yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
                                       v.         Melayani (servicing).
Yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
                                     vi.         Mengumpulkan informasi (information gathering).
Yakni melakukan riset dan intelijen pasar.
                                   vii.         Mengalikasikan (allocating).
Yakni mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi membeli.
d.         Prinsip-prinsip personal selling (penjualan personal).
Kotler (2003) membagi tiga prinsip utama penjualan personal yaitu profesionalisme, keterampilan negosiasi, dan relationship marketing.
                                         i.         Profesionalisme.
Prinsip atau aspek pertama yang perlu diperhatikan dalam penjualan personal adalah profesionalisme. Globalisasi dan persaingan menuntut setiap salesperson untuk meningkatkan profesionalisme di bidangnya
                                       ii.         Negosiasi.
Negosiasi merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan personal. Dalam negosiasi kedua pihak yaitu penjual dan pembeli membuat kesepakatan tentang harga, kuantitas, dan syarat-syarat lainnya. Dalam negosiasi kedua pihak dapat saling tawar-menawar untuk membuat suatu kesepakatan. Oleh sebab itu salesperson perlu untuk memiliki keahlian dalam bernegosiasi. Dalam kondisi dan situasi tertentu negosiasi merupakan kegiatan yang tepat menutup penjualan, terutama ketika sudah ada zona kesepakatan/zone of agreement. Zona kesepakatan ini terjadi ketika hasil-hasil perundingan sudah dapat diterima oleh kedua pihak baik pembeli maupun penjual.
                                     iii.         Relationship Marketing.
Persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat dan pengaruh globalisasi, menuntut setiap perusahaan untuk mulai mengembangkan relationship marketing sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka. Dalam penjualan personal, salesperson tidak hanya dituntut untuk dapat melakukan penjualan secara efektif dan bernegosiasi, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan konsumen. Hubungan jangka panjang tersebut sebaiknya dilakukan tidak hanya dengan customer, tetapi juga dengan supplier, dan pihak-pihak yang berkaitan dengan bisnis perusahaan.


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين