--> بِسْــــــــــــــــمِاﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sabtu, 12 April 2014

MANUSIA DAN HARAPAN

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal pun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan.  Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tak boleh bosan berdo’a. hal ini disebabkan harapan dan kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia. Tiap manusia mempunyai harapan dan sudah barang tentu mempunyai kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan adalah tumpuan segala harapan. Kepada-Nya kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi, sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hari setiaporang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hari. “putus harapan berarti putus asa”.
Seorang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma –norma yang berlaku dalam sosial kemasyarakatan (agama, adat-istiadat, hukum). Beberapa factor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapannya, misalnya ; factor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri sendiri, kurang pendidikan mental, semua itu dapat berakibat buruk pada diri seseorang.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu; dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Kodrat
ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan., misalnya ; menangis, bergembira, berfikir, bercinta, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Dengan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuh-tumbuhan juga perlu makan, berkembang biak dan mati.
Kodrat manusia mirip dengan kodrat binatang, tatapi biar bagaimanapun juga besar sekali bedanya. Yang membedakan diantara keduanya itu adalah bahwa manusia itu sendiri memiliki budi dan kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memiliki. Dengan budinyamenusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam diri manusia sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat. Kita dapat melihat sepanjang zaman dan segala tempat, bahwa manusia selalu berkelompok, bermasyarakat, hidup rukun. Dengan dasar kodrat ini manusia mempunyai harapan dalam dirinya.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan hidup yang pada garis besarnya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah diantaranya ; sandang, pangan dan papan, sedangkan kebutuhan rohaniah diantaranya; kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan hiburan dan sebagainya.
Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik (jasmaniah) maupun kemampuan berfikirnya. Kalaupun ada orang yang mempunya kelebihan kemampuan, maka hal tersebut hanya berlaku dalam satu dua bidang tertentu. Tak seorang-pun mampu dalam segala hal. Dengan adanya dorongan kebutuhan hidup itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

 (dalam M. Habib Mustopo, ILMU BUDAYA DASAR  KUMPULAN ESSAY – MANUSIA DAN BUDAYA,1989,)





ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين