Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia
tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
pun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan itu biasanya sesuai dengan
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar
harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak
lepas atau tak boleh bosan berdo’a. hal ini disebabkan harapan dan kepercayaan
itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari
hidup manusia. Tiap manusia mempunyai harapan dan sudah barang tentu mempunyai
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan adalah tumpuan segala
harapan. Kepada-Nya kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu
harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan berasal dari kata harap,
artinya keinginan supaya sesuatu terjadi, sedangkan harapan itu sendiri mempunyai
makna sesuatu yang terkandung dalam hari setiaporang yang datangnya merupakan
karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai
harapan atau keinginan itu hari. “putus harapan berarti putus asa”.
Seorang mempunyai berbagai cara
untuk memenuhi keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan
cara yang dilarang oleh norma –norma yang berlaku dalam sosial kemasyarakatan
(agama, adat-istiadat, hukum). Beberapa factor yang dapat menyebabkan seseorang
melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapannya,
misalnya ; factor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan
iman yang kuat, kurang rasa percaya diri sendiri, kurang pendidikan mental,
semua itu dapat berakibat buruk pada diri seseorang.
Ada dua hal yang mendorong manusia
hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu; dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Kodrat
ialah sifat,
keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak
manusia itu diciptakan oleh Tuhan., misalnya ; menangis, bergembira, berfikir,
bercinta, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Dengan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Kodrat juga terdapat pada
binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuh-tumbuhan juga perlu
makan, berkembang biak dan mati.
Kodrat manusia
mirip dengan kodrat binatang, tatapi biar bagaimanapun juga besar sekali
bedanya. Yang membedakan diantara keduanya itu adalah bahwa manusia itu sendiri
memiliki budi dan kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memiliki. Dengan budinyamenusia
dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam diri
manusia sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup
bergaul, hidup bermasyarakat. Kita dapat melihat sepanjang zaman dan segala tempat,
bahwa manusia selalu berkelompok, bermasyarakat, hidup rukun. Dengan dasar
kodrat ini manusia mempunyai harapan dalam dirinya.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah menjadi
kodrat bahwa manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan hidup yang pada garis
besarnya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah
diantaranya ; sandang, pangan dan papan, sedangkan kebutuhan rohaniah
diantaranya; kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan hiburan dan sebagainya.
Untuk memenuhi
kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik
(jasmaniah) maupun kemampuan berfikirnya. Kalaupun ada orang yang mempunya
kelebihan kemampuan, maka hal tersebut hanya berlaku dalam satu dua bidang
tertentu. Tak seorang-pun mampu dalam segala hal. Dengan adanya dorongan kebutuhan
hidup itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
(dalam M. Habib Mustopo, ILMU
BUDAYA DASAR KUMPULAN ESSAY –
MANUSIA DAN BUDAYA,1989,)
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين