Mendaki
gunung ( petualangan pada umumnya ) adalah suatu olahraga keras yang
membutuhkan ketrampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang yang tinggi.
Bahaya dan tantangan seakan merupakan daya tarik tersendiri, pada hakekatnya
bahaya dan tantangan itu untuk menguji kemampuan diri bersekutu dengan alam.
Keberhasilan suatu pendakian berarti keunggulan terhadap rasa takut dan
kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Mountaineering
dalam pengertian yang sebenarnya mencakup tiga aspek perjalanan, yakni :
1.
Hill walking
Yaitu perjalanan pendakian yang landai
tanpa membutuhkan peralatan tehnis. Di Indonesia jenis perjalanan ini yang
paling banyak dilakukan, hal ini dikarenakan kondisi karakteristik gunung di
Indonesia memang hanya memungkinkan berkembangnya aspek perjalanan ini, dalam
konteks selanjutnya hill walking kita sebut mendaki gunung.
2.
Scrambling
Yaitu perjalanan pada tebing batu yang
tidak begitu terjal dengan menggunakan tangan untuk menjaga keseimbangan, di
Indonesia hanya beberapa jalur pendakian saja yang memiliki karakteristik
seperti ini, misalnya dinding utara ( bagian tengah ) puncak gunung merapi (
Pasar bubrah – Puncak Garuda ) via Selo, untuk melewatinya harus ekstra
hati-hati karena batuan yang ada termasuk batuan gerak yang mesti kita cek
kekuatannya dalam menahan beban tubuh kita.
3.
Rock climbing
dan snow and ice climbing
Yaitu merupakan perjalanan pendakian
yang memerlukan kemampuan tehnis serta penggunaan khusus sebagai pengaman, di
Indonesia hanya beberapa tempat saja yang memiliki karakteristik seperti ini,
misal Tebing Citatah, Tebing Parang Endog, Beberapa tebing di Pantai Siung,
Tebing Pagag, Puncak Jayawijaya.
Aktivitas
ini pertama kali dikenal, setelah Sir Alfred Fails berhasil menaklukan puncak
Wetterhorn ( 3780 m Dpl ) pada tahun 1854 sebagai wujud ke-prihatinan-nya atas
pengeksplotasian hutan secara besar-besaran sebagai akibat terjadinya revolusi
industri di Inggris, disusul kemudian dengan berdirinya British Alpine Club
pada tahun 1875. Dan dilanjutkan dengan keberhasilan John Hunt, Hillary dan
Tenzing Norkay menaklukan puncak Everest di pegunungan Himalaya
pada tanggal 29 Mei 1953, meski sampai saat ini masih menjadi perdebatan siapa
yang sebenarnya pertama kali (
Hillary atau-kah Tenzing ) yang menapakkan kakinya dipuncak itu.
Sedangkan di Indonesia sendiri dikenal luas
setelah Sudarto, Sugirin, Fred Ataboe dan pendaki Jepang menjejakkan kakinya di
puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya pada tahun 1964. Dan pada tahun itu
pula mulailah didirikan organisasi petualangan di alam bebas di Indonesia yaitu
Wanadri di Bandung
dan Mapala UI di Jakarta. Secara organisatoris bisa jadi kualitas kedua
organisasi ini lebih unggul dibanding organisasi sejenis lainnya karena sistem keduanya telah teruji lebih
dari 3 dasawarsa. Namun begitu, kualiatas individu masing-masing anggota yang
se angkatan bisa jadi tidak jauh berbeda dengan organisasi lainnya, karena hal
itu berhubungan dengan daya intelektual dan semangat juang masing-masing
individu.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين