--> بِسْــــــــــــــــمِاﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Selasa, 25 Februari 2014

FAJAR TERAKHIR

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bermain dalam angan-angan
keluh kesah karangan
seperti deru ombak tengah mengadu pada dinding-dinding karang
menggebu dan meradang.
Tak tau dari mana kan datang
angin pun begitu cepat berlalu.

di tikungan jalan itu
seorang tua penuh goretan-goretan waktu.
lusuh dan dekil terkena debu jalanan.
dalam diam ia menunggu dan,  terus menunggu
Biar langit mendekat,
bintang dan bulan terperanjat
musim semi di jauh sana,
di tengah padang pasir apa lah guna?
jaring syurga merekuh segalanya
apalah daya, duri penebar luka pula turut bersamanya.
kemudian ia berkata" hingga fajar terakhir dalam hidupku,  aku kan terus menunggu".

by; priyo.
Yogyakarta, 25 Februari 2014


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين