--> بِسْــــــــــــــــمِاﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Jumat, 17 Januari 2014

TEKNIK-TEKNIK PENCARIAN DALAM OPERASI SAR

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Walaupun perencanaan-perencanaan pencarian yang spesifik akan bervariasi tergantung pada situasinya, strategi yang umum telah dikembangkan, yang akan dapat diterapkan untuk hampir seluruh situasi dialam bebas. Kesemuanya ini berputar berkisar 5 mode sebagai berikut:
1.      Preliminary mode
Mengumpulkan informasi-informasi awal, saat dari mulai team-team pencari diminta bantuan tenaganya sampai kedatangannya dilokasi, formasi dari perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan dan sebagainya.
2.      Confinement mode
Memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang hilang agar berada dalam area pencarian (search area).
a.      Trail block.
Team kecil dikirim untuk memblokir jalan-jalan setapak yang keluar masuk search area. Mereka mencatat nama-nama dan data-data dari setiap orang yang meninggalkan search area dan memberitahu yang akan masuk search area tentang orang hilang. Setidak-tidaknya saru orang tetap berjaga sepanjang waktu dan dapat memperhitungkan bahwa tidak ada seorangpun lolos lewat tanpa diketahui. Trail block harus tetap diawasi sepanjang waktu sampai diperintahkan dalam bentuk lain.
b.      String lines.
Didalam daerah yang berpohon dan bersemak lebat Tagged String Lines (bentangan tali yang bertanda) akan dapat menarik perhatian survivor atau orang tersesat untuk mengikuti string lines tersebut ketempat yang aman adalah perlu diperhatikan, tempat dimana string lines ini berada harus merupakan lokasi dimana diperkirakan survivor ini akan bergerak. Untuk keperluan praktis dan mengantisipasi kejadian, yang tidak diinginkan perlu kiranya string lines ini terpasang di daerah yang rawan atau menyesatkan jauh-jauh hari sebelum terjadinya suatu musibah perjalanan.
3.      Detection mode
Pemeriksaan-pemeriksaan Tempat-tempat yang dicurigai bila dirasa perlu dan pencarian dengan cara menyapu (sweep searches) diperhitungkan untuk menemukan orang yang hilang atau barang-barangnya yang hilang.
1        Blitz team.
Pengiriman team kilat yang dapat melakukan pelacakan, penelusuran medan pencarian guna memotong jalur-jalur perjalanan survivor sehingga akian menarik perhatian survivor.
2        Open Grid Search
Kliterianya adalah efisiensi, pencarian dengan jarak 15-20 meter antara satu personil dengan personil yang lain sehingga memungkinkan seluruh search area akan tersapu dengan baik.
Pada daerah yang luas sering dibutuhkan untuk meninggalkan pada titik awal dan titik akhir pencarian. Tanda ini akan menunjukkan dari mana team ini masuk, batas kanan, batas kiri dan titik tengah team. Hal ini akan memudahkan team berikutnya untuk memulai pencarian sehingga tidak tumpang tindih. Aturan yang baik untuk mengatur jarak dari tag string lines adalah dapat terlihat dari satu titik ke titik yang lain dengan jelas sehingga waktu pencarian dapat dioptimalkan. Perlu juga memasang marker pada daerah-daerah temuan
Adalah kesalahan umum dalam perkiraan para pemula bahwa secara otomatis dengan bergerak berjajar kemuka, maka secara langsung dapat meliput dengan cermat lokasi pencarian. Sering dengan jarak yang sempit suatu akan terlewati apabila pencarian sepenuhnya dilakukan. Dengan  demikian sangatlah penting untuk melihat sekitar kita secara agresif, setiap kita menemukan batang pohon maka kita berusaha melihat adakah sesuatu yang tersembunyi di belakannya, bila kita berjalan melewati tempat yang rimbun atau celah harus selalu ada dugaan bahwa bila saja sesuatu yang tersembunyi didalamnya. Ini memang jenuh tetapi ini adalah hal yang terpenting dilakukan, dalam pencarian ini juga sangat perlu untuk melihat kebelakang karena terkadang sesuatu subjek kurang jelas ketika kita lihat dari muka. Bila bentuk pencarian ini kita anggap sabagai sesuatu yang manarik maka akan lebih efektif hasilnya.
4.      Tracking mode
Mengikuti jejak-jejak atau barang-barang yang tercecer yang  ditinggalkan orang yang hilang dan biasanya melibatkan orang terlatih dan anjing pelacak.
5.      Evacuation mode.
Memberikan perawatan kepada korban dan membawanya dengan tandu apabila dibutuhkan ketitik pembebasan yang aman.
6.      Operation stage ( tahap operasi)
a.      Persiapan
Setelah SMC melakukan analisa perhitungan titik datum dan search area, SMC bersama staffnya melakukan pembentukan SRU. Dengan pedoman pada daftar personil yang mendaftar (dalam daftar itu desebutkan juga kemampuan/pengalaman tiap personilyang akan ikut dalam SAR).

Factor yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan SRU antara lain:
a.    Jadwal pencarian
b.    Perlengkapan yang diperlukan bagi unit SAR.
c.    Kebutuhan angkut bagi unit SAR, bila jauh dari search area.
d.   Kebutuhan perbekalan makanan, air dan dukungan-dukungan lain yang diperlukan
e.    Jumlah personil SRU yang tersedia.
f.     Luas dan macam dari tiap-tiap search area.
g.    Arah kemana nantinya jejak pencarian ( search track) dikerjakan
h.    Jarak antara jejak pencarian (track spacing) yang digunakan.
b.      Brefing.
a.         Brefing diadakan sebelum pemberangkatan, briefing ini setidak-tidaknya meliputi:
b.        Penjelasan ciri-ciri dan sifat-sifat survivor.
c.         Jumlah survivor.
d.        Kemungkinan selamat dan kondisi survivor.
e.         Kemungkinan medan dan cuaca yang akan dihadapi.
f.         Usul pola pencarian dan teknik persiapannya.
g.        Jadwal komunikasi dan frekuensi yang digunakan
h.        Pengisian checklist.
Setiap pengiriman SRU semestinya dibekali dengan briefing SAR yang memadai. Tanpa adanya briefing ini, waktu, tenaga dan biaya akan terbuang sia-sia, SMC dapat menunjuk seorang petugas untuk tugas memberi briefing kepada seluruh SRU yang digunakan.
c.       Pemberangkatan SRU
Pemberangkatan ini diberi jarak waktu dan setiap 15 atau 20 menit SRU melapor jalur yang telah dilalui sehingga staff SMC dapat memonitor gerakan SRU ( mengeplot jalur perjalanan stiap SRU  sejak awal)
d.      Pencarian di search area
a)      Segera setelah SRU tiba dititik awal pencarian, SRU memasang marker SAR, melaksanakan pola pencarian dan melaporkan keadaan cuaca.
b)      Pada setiap 15 atau 20 menit SRU memberi laporan kepada SMC
c)      Laporan SRU meliputi : laporan situasi, laporan bila melihat survivor, laporan bila menemukan tanda-tanda yang ditinggalkan survivor, laporan bila menemukan survivor.
Waktu melihat sasaran, seringkali terjadi dimana SRU melihat sasaran, tetapi kemudian kehilangan sasaran pada waktu SRU mencoba mengenali/mendekati.
Prosedur bila melihat survivor masih hidup, hal-hal yang harus dilakukan :
a)      Jaga jangan sampai survivor terlepas dari pandangan.
b)      Tandai posisi secepanya.
c)      Laporkan kepada SMC.
d)     Lakukan pertolongan bila hal ini memungkinkan dikerjakan.
e)      Usahakan agar survivor mengetahui bahwa dirinya sudah ditemukan
f)       Tentukan posisi survivor.
Isi laporan bila menemukan survivor antara lain:
a)      Posisi survivor.
b)      Identitas survivor.
c)      Keadaan fisik survivor.
d)     Keadaan cuaca, angin, dan kondisi sekitarnya.
e)      Jenis peralatan yang ada dan yang akan diperlukan.
Setelah waktu efektif tercapai SRU akan ditarik dan diganti dengan SRU baru, bila survivor telah ditemukan dan telah diadakan evakuasi, seluru SRU ditarik keposko.
Menangani survivor.        
a)      Adakan triage.
Catat semua usaha-usaha penyelamatan yang dibutuhkan.
b)      Melakukan debriefing singkat kepada survivor.
c)      Melengkapi triage dan melakukan pertolongan darurat dalam batas-batas kemampuan yang ada.
d)     Malakukan langkah-langkah untuk menemukan survivor yang lain yang masih hilang dan menyiapkan langkah-langkah menuju evakuasi survivor.
e)      Mengamankan harta milik survivor.
f)       Periksa harta milik survivor yang tewas, tanda-tanda istimewa/ciri-ciri survivor untuk selanjutnya dilakukan pencatatan yang teliti untuk keperluan identifikasi.
Petugas SRU seyogyanya sadar akan kondisi-kondisi psychology dari survivor, misalnya survivor dalam keadaan sedih yang mendalam , putus asa, ingin bunuh diri. Survivor yang telah berhasil ditolong seyogyanya tidak ditinggal sendirian, terutama bila survivor menunjukkan tanda-tanda kelelahan fisik ataupun mental.
7.      Mission conclution stage (tahap pengembalian)
Penyerahan survivor.
Setelah SRU membawa survivor yang telah ditemukan kepada SMC diposko, maka petugas SMC akan memeriksa kesehatan survivor dan menyerahkan kepada pejabat yang berwenang dengan dilengkapi dengan dokumen-dokumen penyerahan. SMC juga punya kewenangan menghentikan kegiatan SAR bila dalam jangka waktu tertentu dan pertimbangan-pertimbangan tertentu survivor belum ditemukan, pertimbangan itu angara lain:
a)      Factor lamanya pencarian.
b)      Daya tahan survivor.
c)      Sampai tingkat mana usaha-usaha pencarian dilakukan.
d)     Faktor biaya dan lain-lain.
Mission conclution stage ini merupakan tahap akhir dari rangkaian tahap kerja SAR.  Hal-hal yang biasa dilakukan pada tahap ini adalah:
a.       Penarikan SRU.
b.      Debriefing bagi semua crew dan SRU yang terlibat.
c.       Pengambilan alat yang digunakan.
d.      Mencatat semua usaha pencarian serta hasilnya untuk keperluan dokumentasi.
e.       Pembubaran SAR.
f.       Pemberitahuan kepada semua unit ataupun instansi yang disiagakan, bahwa SAR telah selesai.
Petunjuk pemakaian marker dalam operasi SAR.
MARKER dipasang dilapangan untuk:
Memberi tanda/keterangan di CSP (commence search point)
Memberi tanda titik akhir penyapuan.
Member tanda titik-titik ditemukannya sesuatu/barang yang dicurigai dan diduga milik survivor.

Pengisian marker SAR gunung hutan
Regu                                     : diisi nama regu/SRU, misalnya SRU 1, SRU 2,  dan sebagainya.
Jumlah personil                    : diisi jumlah personil didalam SRU tersebut.
Marker no.                            : diisi nomor urut pemasangan marker.
Koordinat                            : diisi koordinat titik dipasangnya marker ini, dan ketinggian mdpl.
Informasi search area           : diisi search area yang harus disapu oleh regu tersebut berdasarkan tugas dari SMC/OSC atau mungkin sudah terjadi perubahan dari SRU sendiri (jangan diisi diposko)
Formasi penyapuan             : diisi bentuk formasi SRU saat mengadakan penyapuan (akan dilaksanakan atau sudah selesai).
1.    LINE ABREAST
2.    V. FORMATION
3.   
03.Ec
 
01.LA
 
02.V
 
ECHELON FORMATION

Tepe of gri                          : pengisi type of grid dimaksudkan agar lebar sapuan terinformasi. ( dalam meter) misal: type of grid 5 compass 5.
5 compass 5                       : artinya personil dalam SRU tersebut jumlahnya 5 orang, compass artinya patokan/guide yang dipakai untuk arah penyapuan adalah compass.
5 sungai 2                          : 5 artinya poersonil dalam SRU tersebut jumlahnya 5 orang., sungai artinya patokan/guide yang dipakai untuk arah menyapu sungai., 2 artinya jarakj antar masing-masing personil 2 meter ( 2 x 2 = 10 meter).
Arah penyapuan                : diisi arah sudut kompas yang  digunakan ( k = 30  ).

Informasi penyapuan
01.    Beri cross dalam tanda ditemukan disini, bila SRU menemukan benda/barang yang dicurigai sebagai milik survivor.
02.    Beri cross dalam tanda dibawa, bila SRU akan membawa barang yang ditemukan, atau diberi cros dalam tanda ditinggalkan, bila SRU tidak akan membawa barang yang ditemukan tersebut.
03.    Jenis barang/benda yang ditemukan, berikut diskripsinya ditulis dikolom.



Catatan SRU
DI isi pesan-pasan untuk team yang memungkinkan akan mengadakan penyapuan ulang dalam menemukan marker, dapat berisi informasi tentang hasil penyapuan, keadaan medan daerah penyapuan, dan hal-hal penting lainnya.


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين