--> بِسْــــــــــــــــمِاﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Minggu, 22 Desember 2013

MENGELOLA PERILAKU BURUK

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


mengelola pekerjaan tidak lengkap tanpa mempelajari, membahas, mengantisipasi mengelola perilaku buruk karyawan, berhubungan dengan kesigapan manajer untuk bertanggung jawab, bertindak, memecahkan, dan memperbaiki masalah. Manajer sering kali dihadapkan dengan masalah perilaku di lingkungan kerja yang harus dipecahkan untuk mencegah datangnya konsekuensi negative tambahan.
Munculnya study perilaku buruk dalam manajemen.
Pembahasan menurut Vardi dan Weitz tentang perilaku buruk yang mencangkup perilaku menyimpang, agresi, dan perilaku politik. Di dukung secara empiris dan dapat diperiksa melalui pengujian lebih lanjut yang tidak dapat dihindari akan menghasilkan beberapa modifikasi. Sumber / penyebab
· Organisasi
· kelompok
 
· individu
· pekerjaan
 
Gambar diatas menunjukkan empat jenis penyebab perilaku buruk :


1.    Mediator
Niat untuk berperilaku buruk
2.    Hasil
· properti
· politik
 
· interpersonal
· intrapersonal
· kinerja
 
Lima kategori spesifik perilaku buruk yang dibahas dalam leteratur digunakan



3.    Biaya
Potensi biaya kerugian dari perilaku buruk karyawan terhadap individu, kelompok organisasi, dan kelompok bisa besar.

Inervensi manajemen
Intervensi manajemen merupakan tindakan yang diambil oleh manajer sebagai wakil manajemen untuk mencegah,mengendalikan, atau merespons perilaku buruk yang berbahaya yang dapat merugikan manajemen.
PERILAKU YANG TERPILIH
1.  Pelecehan seksual ( sexual harassment )
Pelecehan sekdual merupakan bentuk agresi dan perilaku yang tidak etis. Perilaku yang buruk ini mengambil bentuk godaan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk pelayanan seksual, dan tindakan  fisik atau verbal lain yang bersifat seksual ketika:
a.    Perlakuan atau penolakan tindakan seperti itu dibuat secara eksplisit atau emplisit dalam proses penerimaan individu.
b.    Perlakuan atau penolakan tindakan semacam itu oleh seorang individu yang digunakan sebagai dasar keputusan ketenagakerjaan yang mempengaruhi keputusan tersebut.
c.    Tindakan semacam itu memiliki tujuan atau menciptakan suatu intimidasi, permusuhan, atau lingkungan kerja yang menentang.

Pelecehan seksual muncul karena perbedaan kekuasaan, nafsu, dan untuk beberapa alas an yang tidak sepenuhnya dipahami. Pelecehan seksual muncul antara jenis kelamin dan antar jalur orientasi seksual.

Fitzferald dan rekan kerjanya mengajukan suatu model pelecehan seksual yang telah dipelajari secara empiris. Mereka melontarkan ide bahwa iklim pelecehan seksual dan konteks jenis kelamin pekerjaan merupakan penyebab siknifikan dari berbagai bentuk pelecehan. Mereka menyatakan dalam tiga (3) tahap.
a.       Pelecehan jenis kelamin (ekspresi dan perilaku yang kasar)
b.      Godaan seksual yang tidak diinginkan,
c.       Pemaksaan seksual (pelecehan quid pro quo).
Perilaku quid pro quo melibatkan ancaman seksual atau penyuapan yang dilakukan untuk mempengaruhi keputusan ketenagakerjaan seperti penerimaan pegawai, penghargaan, dan pemberhentian karyawan.
2.    Agresi dan kejahatan

Agresi dan kejahatan ditempat kerja secara ringkas merupakan suatu usaha dari seorang individu yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain yang sebelumnya bekerja dengannya, atau yang pada saat ini bekerja untuknya, atau yang bekerja dalam organisasi itu sendiri. Usaha untuk membahayakan ini dilakukan dngan sengaja dan menghakibatkan cidera psikologis dan juga cedera fisik.
Dimensi verbal-fisik
Dimensi aktif-pasif
Dimensi langsung-tidak langsung
fisik
Aktif
langsung
Tidak langsung
Bunuh diri
Kekerasan
Kekerasan seksual
Penampilan mesum
Mengganggu orang lain
Gerak gesit yang mesum
Pencurian
Sabotase
Menghancurkan property
Mengkonsumsi sumber daya yang diperlukan

Pasif
Melambatkan kinerja dengan sengaja
Menolak menyediakan sumber daya yang diperlukan
Meninggalkan wilayah kerja ketika targer masuk
Mencegah target untuk mengekspresikan diri
Datang terlambat ke pertemuan
Menunda pekerjaan untuk membuat target tampak buruk.
Gagal melindungi kesejahteraan target
Menyebabkan orang lain menunda tindakan
verbal
Aktif
Ancaman
Teriakan
Pelecehan seksual
Hinaan da serkasme
Memamerkan status
Evakuasi kinerja yang tidak adil
Menyebarkan gossip
Mengadu
Berbicara dibelakang target
Merendahkan pendapat
Menyerang protégé
Mengirimkan informasi yang merusak
Pasif
Gagal membalas panggilan tetephone
Mendiamkan target
Mengutuk dengan pujian tersamar
Menolak permintaan target
Gagal mengirimkan informasi
Gagal menyangkal gossip yang salah
Gagal membela target
Gagal memperingatkan bahaya yang akan muncul

3.    Bullying
Didefinisikan sebagai tindakan berulang, yang tidak diinginkan, yang diarahka kepada rekan kerja yang lain, dimana hal tersebut dilakukan dengan sengaja maupun secara tidak sadar, jelas menyebabkan rasa malu dan tertekan, dan menciptakan lingkungan kerja  yang tidak menyenangkan.

4.    Ketidaksopanan
Ketidaksopanan ditempat kerja berhubungan dengan tindak tanduk dasar, tidak sopan, atau merendahkan orang lain. Ini merupakan ujung bawah dari kontinum penganiayaan. Ketidak sopanan bukan kejahatan atu kekerasan, tapi hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap orang lain.


5.    Penipuan
Penipuan merupakan suatu tindakan yang disengaja untuk menglihkan dan menyalahartikan informasi dengan tujuan menghsilkan tindakan yang lain.

6.    Penyalahgunaan obat di tempat kerja

7.    Cyberslacking
Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi. Dalam kata lain penggunaan internet untuk kepentingan pribadi diluar keperluan pekerjaan. Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi merupakan suatu bentuk dari bermalas-malasan secara virtual “cyberslacking”. Perilaku ini menghabiskan waktu dan tenaga karyawan yang didedikasikan pada persoalan yang tidak berkaitan dengan organisasi.

8.    Sabotase
Merupakan suatu bentuk ekstrem kejahatan tempat kerja yang dilakukan untuk mengganggu, menghancurkan, atau merusak perlatan, data, atau tempat kerja. Sabotase karyawan dapat berkisar mulai dari perilaku seperti gurauan sederhana hingga vandalism atau bom computer.
Ada tiga jenis sabotase
·         Orang
Tujuannya adalah menghancurkan karier, kemajuan, reputasi, atau bidang kerja seseorang.
Peralatan
·         Sabotase peralatan
·         Sabotase fisik.

9.    Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan, konsumsi, atau transfer uang atau barang yang dimiliki oleh organisasi tanpa izin.

Empat (4) motif STEAL (Support, Thwart, Even the score, Approva L)
Tujuan seorang
organisasi
Rekan kerja
·      Prososial (membantu)



·      Antisocial (berbahaya)
·      Persetujuan
·      Mengikuti petunjuk dan norma manajer berkenaan pencurian
·      Membalas perbuatan orang lain
·      Ingin merugikan organisasi
·      Dukungan
·      Mengikuti norma kelompok kerja yang membenarkan pencurian
·      Menentang norma kelompok kerja berkenaan dengan pencurian

a.       Motif pendekatan (approach motive)
Sebagian besar manajer berusaha untuk mencegah pencurian, akan tetapi dalam beberapa kasus terdapat peraturan tidak tertulis yang mengizinkan (menyetujui) beberapa pencurian.
b.      Motif dukungan (support motive)
Suatu kelompok kerja dengan norma yang menyimpang tentang pencurian dapat memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pencurian. Kelompok tersebut dapat, melalui perilaku, menunjukkan apa, kapan ,dan dimana mencuri. Kolompok tersebut membentuk rencana, menunjukkan bagaimana melaksanaknnya, dan menghargai partisipasi dari anggota. Rekan kerja yang berpartisipasi dalam pencurian dianggap sebagai anggota yang baik. Seni mencuri dan berpartisipasi menggambarkan kesetiaan terhadap kelompok.
c.       Motif membalas perbuatan orang lain (Event the Score Motive)
Suatu perilaku antisocial dirancang untuk menghasilkan sejumlah bentuk yang berbahaya bagi organisasi. Membalas perbuatan orang lainmerupakan suatu cara untuk menyakiti organisasi karena sesuatu yang telah dilakukan oleh organisasi (misalkan: menolak permintaan, tidak dipromosikan, dimarahi karena menyelesaikan kinerja pada waktunya)
d.      Motif menggagalkan (Thwoart Motive)
Motif menggagalkan diajukan untuk menentang norma kelompok yang mengatur pencurian. Alasan utamanya adalah menyakiti pemberi kerja dengan menyakiti anggota dari salah satu kelompok kerja. Hal ini merupakan usaha untuk menggagalkan usaha kelompok yang mengendalikan pencurian.
Dengan menentang norma kelompok, seseorang yang mencuri lebih mungkin untuk menciptakan tekanan yang kuat. Tekanan ini dapat melibatkan isolasi, alienasi, gangguan aliran kerja, atau perlakuan kasar. Respons dari anggota kelompok yang tertantang mungkin dangan merajuk atau dengan merajuk atau dengan sesuatu yang lebih berat.

10.              Privasi
Privasi merupakan suatu situasi atau kondisi yang membatasi atau menghalangi orang lain untuk mengakses catatan, data, atau informasi individu. Privasi di tempat kerja merupakan hal penting yang dihadapi manajer dan keryawan. Kata lain lebih focus, privasi merupakan kebebasan seseorang yang membatasi campur tangan orang lain terhadap kata-kata, tulisan, opini, dan sikap individu. Tanpa privasi, seseorang tidak memiliki kebebasan psikologis untuk berencana, bercita-cita, atau berfikir.
Perspektif manajerial mengenai privasi dapat termasuk pengujian obat terlarang, penggeledahan computer, pengintaian dengan menggunakan rekaman kaset atau video, dan memonitor perilaku diluar jam kerja.

·         Privasi e-mail

·         Batasan organisasi
Hubungan antara karyawan dan pemberi kerja merupakan hubungan timbal balik. Seorang pemberi kerja berharap karyawan tidak memberitahukan rahasia perusahaan, jadi selayaknya manajemen member dan menghormati privasi karyawan. Agar hubungan timbal balik terjalin.


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين

Tidak ada komentar: