mengelola pekerjaan tidak lengkap
tanpa mempelajari, membahas, mengantisipasi mengelola perilaku buruk karyawan,
berhubungan dengan kesigapan manajer untuk bertanggung jawab, bertindak,
memecahkan, dan memperbaiki masalah. Manajer sering kali dihadapkan dengan
masalah perilaku di lingkungan kerja yang harus dipecahkan untuk mencegah
datangnya konsekuensi negative tambahan.
Munculnya study perilaku buruk dalam manajemen.
Pembahasan menurut Vardi dan
Weitz tentang perilaku buruk yang mencangkup perilaku menyimpang, agresi, dan
perilaku politik. Di dukung secara empiris dan dapat diperiksa melalui
pengujian lebih lanjut yang tidak dapat dihindari akan menghasilkan beberapa
modifikasi. Sumber / penyebab
|
|
1. Mediator
Niat untuk
berperilaku buruk
2. Hasil
|
|
3. Biaya
Potensi biaya
kerugian dari perilaku buruk karyawan terhadap individu, kelompok organisasi,
dan kelompok bisa besar.
Inervensi
manajemen
Intervensi
manajemen merupakan tindakan yang diambil oleh manajer sebagai wakil manajemen
untuk mencegah,mengendalikan, atau merespons perilaku buruk yang berbahaya yang
dapat merugikan manajemen.
PERILAKU YANG TERPILIH
1.
Pelecehan
seksual ( sexual harassment )
Pelecehan sekdual merupakan bentuk agresi dan perilaku yang tidak etis.
Perilaku yang buruk ini mengambil bentuk godaan seksual yang tidak diinginkan,
permintaan untuk pelayanan seksual, dan tindakan fisik atau verbal lain yang bersifat seksual
ketika:
a.
Perlakuan atau penolakan tindakan seperti itu
dibuat secara eksplisit atau emplisit dalam proses penerimaan individu.
b.
Perlakuan atau penolakan tindakan semacam itu
oleh seorang individu yang digunakan sebagai dasar keputusan ketenagakerjaan
yang mempengaruhi keputusan tersebut.
c.
Tindakan semacam itu memiliki tujuan atau
menciptakan suatu intimidasi, permusuhan, atau lingkungan kerja yang menentang.
Pelecehan seksual muncul karena perbedaan kekuasaan,
nafsu, dan untuk beberapa alas an yang tidak sepenuhnya dipahami. Pelecehan
seksual muncul antara jenis kelamin dan antar jalur orientasi seksual.
Fitzferald dan rekan kerjanya mengajukan suatu model
pelecehan seksual yang telah dipelajari secara empiris. Mereka melontarkan ide
bahwa iklim pelecehan seksual dan konteks jenis kelamin pekerjaan merupakan
penyebab siknifikan dari berbagai bentuk pelecehan. Mereka menyatakan dalam
tiga (3) tahap.
a.
Pelecehan jenis kelamin (ekspresi dan perilaku
yang kasar)
b.
Godaan seksual yang tidak diinginkan,
c.
Pemaksaan seksual (pelecehan quid pro quo).
Perilaku quid
pro quo melibatkan ancaman seksual atau penyuapan yang dilakukan untuk
mempengaruhi keputusan ketenagakerjaan seperti penerimaan pegawai, penghargaan,
dan pemberhentian karyawan.
2. Agresi dan kejahatan
Agresi dan kejahatan ditempat kerja secara ringkas
merupakan suatu usaha dari seorang individu yang menimbulkan bahaya terhadap
orang lain yang sebelumnya bekerja dengannya, atau yang pada saat ini bekerja
untuknya, atau yang bekerja dalam organisasi itu sendiri. Usaha untuk
membahayakan ini dilakukan dngan sengaja dan menghakibatkan cidera psikologis
dan juga cedera fisik.
Dimensi verbal-fisik
|
Dimensi aktif-pasif
|
Dimensi langsung-tidak langsung
|
|
fisik
|
Aktif
|
langsung
|
Tidak langsung
|
Bunuh diri
Kekerasan
Kekerasan seksual
Penampilan mesum
Mengganggu orang lain
Gerak gesit yang mesum
|
Pencurian
Sabotase
Menghancurkan property
Mengkonsumsi sumber daya yang diperlukan
|
||
Pasif
|
Melambatkan kinerja dengan sengaja
Menolak menyediakan sumber daya yang diperlukan
Meninggalkan wilayah kerja ketika targer masuk
Mencegah target untuk mengekspresikan diri
|
Datang terlambat ke pertemuan
Menunda pekerjaan untuk membuat target tampak buruk.
Gagal melindungi kesejahteraan target
Menyebabkan orang lain menunda tindakan
|
|
verbal
|
Aktif
|
Ancaman
Teriakan
Pelecehan seksual
Hinaan da serkasme
Memamerkan status
Evakuasi kinerja yang tidak adil
|
Menyebarkan gossip
Mengadu
Berbicara dibelakang target
Merendahkan pendapat
Menyerang protégé
Mengirimkan informasi yang merusak
|
Pasif
|
Gagal membalas panggilan tetephone
Mendiamkan target
Mengutuk dengan pujian tersamar
Menolak permintaan target
|
Gagal mengirimkan informasi
Gagal menyangkal gossip yang salah
Gagal membela target
Gagal memperingatkan bahaya yang akan muncul
|
3. Bullying
Didefinisikan sebagai tindakan berulang, yang tidak
diinginkan, yang diarahka kepada rekan kerja yang lain, dimana hal tersebut
dilakukan dengan sengaja maupun secara tidak sadar, jelas menyebabkan rasa malu
dan tertekan, dan menciptakan lingkungan kerja
yang tidak menyenangkan.
4. Ketidaksopanan
Ketidaksopanan ditempat kerja berhubungan dengan
tindak tanduk dasar, tidak sopan, atau merendahkan orang lain. Ini merupakan
ujung bawah dari kontinum penganiayaan. Ketidak sopanan bukan kejahatan atu
kekerasan, tapi hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap orang
lain.
5. Penipuan
Penipuan merupakan suatu tindakan yang disengaja untuk
menglihkan dan menyalahartikan informasi dengan tujuan menghsilkan tindakan
yang lain.
6. Penyalahgunaan obat di tempat kerja
7. Cyberslacking
Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi. Dalam
kata lain penggunaan internet untuk kepentingan pribadi diluar keperluan
pekerjaan. Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi merupakan suatu bentuk
dari bermalas-malasan secara virtual “cyberslacking”. Perilaku ini menghabiskan
waktu dan tenaga karyawan yang didedikasikan pada persoalan yang tidak
berkaitan dengan organisasi.
8. Sabotase
Merupakan suatu bentuk ekstrem kejahatan tempat kerja
yang dilakukan untuk mengganggu, menghancurkan, atau merusak perlatan, data,
atau tempat kerja. Sabotase karyawan dapat berkisar mulai dari perilaku seperti
gurauan sederhana hingga vandalism atau bom computer.
Ada tiga jenis sabotase
·
Orang
Tujuannya adalah menghancurkan karier, kemajuan,
reputasi, atau bidang kerja seseorang.
Peralatan
·
Sabotase peralatan
·
Sabotase fisik.
9. Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan, konsumsi, atau
transfer uang atau barang yang dimiliki oleh organisasi tanpa izin.
Empat (4) motif STEAL (Support, Thwart, Even the score,
Approva L)
Tujuan seorang
|
organisasi
|
Rekan kerja
|
·
Prososial (membantu)
·
Antisocial (berbahaya)
|
·
Persetujuan
·
Mengikuti petunjuk dan norma manajer berkenaan
pencurian
·
Membalas perbuatan orang lain
·
Ingin merugikan organisasi
|
·
Dukungan
·
Mengikuti norma kelompok kerja yang
membenarkan pencurian
·
Menentang norma kelompok kerja berkenaan
dengan pencurian
|
a.
Motif pendekatan (approach motive)
Sebagian besar
manajer berusaha untuk mencegah pencurian, akan tetapi dalam beberapa kasus
terdapat peraturan tidak tertulis yang mengizinkan (menyetujui) beberapa
pencurian.
b.
Motif dukungan (support motive)
Suatu kelompok
kerja dengan norma yang menyimpang tentang pencurian dapat memiliki pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pencurian. Kelompok tersebut dapat, melalui
perilaku, menunjukkan apa, kapan ,dan dimana mencuri. Kolompok tersebut
membentuk rencana, menunjukkan bagaimana melaksanaknnya, dan menghargai
partisipasi dari anggota. Rekan kerja yang berpartisipasi dalam pencurian
dianggap sebagai anggota yang baik. Seni mencuri dan berpartisipasi
menggambarkan kesetiaan terhadap kelompok.
c.
Motif membalas perbuatan orang lain (Event the
Score Motive)
Suatu perilaku
antisocial dirancang untuk menghasilkan sejumlah bentuk yang berbahaya bagi
organisasi. Membalas perbuatan orang lainmerupakan suatu cara untuk menyakiti
organisasi karena sesuatu yang telah dilakukan oleh organisasi (misalkan:
menolak permintaan, tidak dipromosikan, dimarahi karena menyelesaikan kinerja
pada waktunya)
d.
Motif menggagalkan (Thwoart Motive)
Motif
menggagalkan diajukan untuk menentang norma kelompok yang mengatur pencurian.
Alasan utamanya adalah menyakiti pemberi kerja dengan menyakiti anggota dari
salah satu kelompok kerja. Hal ini merupakan usaha untuk menggagalkan usaha
kelompok yang mengendalikan pencurian.
Dengan menentang
norma kelompok, seseorang yang mencuri lebih mungkin untuk menciptakan tekanan
yang kuat. Tekanan ini dapat melibatkan isolasi, alienasi, gangguan aliran
kerja, atau perlakuan kasar. Respons dari anggota kelompok yang tertantang
mungkin dangan merajuk atau dengan merajuk atau dengan sesuatu yang lebih
berat.
10.
Privasi
Privasi
merupakan suatu situasi atau kondisi yang membatasi atau menghalangi orang lain
untuk mengakses catatan, data, atau informasi individu. Privasi di tempat kerja
merupakan hal penting yang dihadapi manajer dan keryawan. Kata lain lebih
focus, privasi merupakan kebebasan seseorang yang membatasi campur tangan orang
lain terhadap kata-kata, tulisan, opini, dan sikap individu. Tanpa privasi,
seseorang tidak memiliki kebebasan psikologis untuk berencana, bercita-cita,
atau berfikir.
Perspektif
manajerial mengenai privasi dapat termasuk pengujian obat terlarang,
penggeledahan computer, pengintaian dengan menggunakan rekaman kaset atau
video, dan memonitor perilaku diluar jam kerja.
·
Privasi e-mail
·
Batasan organisasi
Hubungan antara karyawan dan pemberi kerja merupakan
hubungan timbal balik. Seorang pemberi kerja berharap karyawan tidak
memberitahukan rahasia perusahaan, jadi selayaknya manajemen member dan
menghormati privasi karyawan. Agar hubungan timbal balik terjalin.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّٱلْعَٰلَمِين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar